Sabtu, 02 Februari 2013

Pewarnaan Kapsul Bakteri

Judul                               : pewarnaan kapsul

Hari tanggal                     : Sabtu,02 february 2013

Tujuan                             : untuk melihat kapsul bakteri

Dasar teori                      :

Beberapa jenis bakteri dan amoeba hijau-biru mengeluarkan bahan-bahan yang amat berlendir dan lengket pada permukaan selnya, melengkungi dinding sel. Bila bahan berlendir tersebut kompak dan tampak sebagai suatu bentuk yang pasti ( bundar/lonjong) maka disebutkapsul, tetapi bila tidak teratur bentuknya dan menempelnya pada sel kurang erat makadisebut selaput lendir.Kapsul dan lendir tidaklah esensial bagi kehidupan sel, tapi dapat berfungsi sebagai makanancadangan, perlindungan terhadap fagositosis ( baik dalam tubuh inang maupun dialam bebas )atau perlindungan terhadap dehidrasi. Kemampuan menghasilkan kapsul merupakan sifatgenetis, tetapi produksinya sangat dipengaruhi oleh komposisi medium tempatditumbuhkannya sel-sel yang bersangkutan. Komposisi medium juga dapat mempengaruhiukuran kapsul. Ukuran kapsul berbeda-beda menurut jenis bakterinya dan juga dapat berbedadiantara jalur-jalur yang berlainan dalam satu spesies.Pada beberapa jenis bakteri adanya kapsul sebagai petunjuk virulensi. Semua kapsul bakteritampaknya dapat larut dalam air. Komposisi kimiawi kapsul ada yang berupa glukosa( misalnya dektrosa pada leokonostok mesendteroides), polimer gula amino (misalnya asamhialuronat pada Staphylococcus piogenik), polipeptida (misalnya polimer asam D-glutamat pada Bacillus antraksis) atau kompleks polisakarida protein ( misalnya B disentri).Simpai biasanya diperlihatkan dengan cara pewarnaan negatif atau modifikasi dari cara itu.Salah satu pewarnaan simpai (kapsul) ini ( metode Welch) meliputi pemberian larutan kristalungu panas disusul kemudian dengan pencucian dengan larutan tembaga sulfat. Tembagasulfat ini digunakan untuk menghilangkan zat warna berlebihan karena pencucian biasadengan air akan melarutkan simpai. Garam tembaga memberi pula warna pada latar belakang,sehingga sel dan latar belakang akan tampak biru tua dan simpai berwarna biru yang lebihmuda.

 Kebanyakan bakteri mengeluarkan lendir pada permukaan selnya yang melapisi dinding sel. Jika lapisan lendir ini cukup tebal dan kompak maka disebut dengan kapsula. Pada beberapa bakteri adanya kapsula menunjukkan sifat yang virulen. Kapsula bakteri tidak berwarna sehingga untuk mengetahui ada tidaknya kapsula bakteri perlu dilakukan pewarnaan khusus (Hastuti, 2008). Pewarnaan ini bisa dilakukan dengan menggunakan nigrosin, merah kongo atau tinta cina. Setelah ditambahkan pewarna yang tidak menembus kapsul, maka kapsul dapat tampak dengan menggunakan mikroskop cahaya. Ini merupakan penampilan negatif kapsul yang terlihat jernih dengan latar belakang gelap (Schlegel, 1994).
Kapsula merupakan lapisan polimer yang terletak di luar dinding sel. Jika lapisan polimer ini terletak berlekatan dengan dinding sel maka lapisan ini disebut kapsula. Tetapi jika polimer atau polisakarida ini tidak berlekatan dengan  dinding sel maka lapisan ini disebut lendir (Darkuni: 2001). Baik kapsula maupun lendir terdiri dari polisakarida dan polipeptin (komplek polisakarida dengan protein). Kapsula bukan organ yang penting untuk kehidupan sel bakteri. Hal ini terbukti bahwa sel bakteri yang tidak dapat membentuk kapsula mampu tumbuh dengan normal dalam medium. Kapsula berfungsi dalam penyesuaian diri dengan lingkungannya. Misalnya berperan dalam mencegah terhadap kekeringan, mencegah atau menghambat terjadinya pencantelan bakteriofag, bersifat antifagosit sehingga kapsul memberikan sifat virulen bagi bakteri. Kapsula juga berfungsi untuk alat mencantelkan diri pada permukaan seperti yang dilakukan olehStreptococcus muans (Darkuni, 2008).

Hal yang serupa juga dijelaskan dalam Dwidjoseputro (2005) bahwa lapisan lendir terdiri atas karbohidrat dan pada beberapa spesies tertentu, lendir itu juga mengandung unsur N atau P. Lendir bukan suatu bagian integral dari sel, melainkan suatu hasil pertukaran zat. Lendir memberikan perlindungan terhadap kekeringan, seakan-akan merupakan suatu ”benteng” untuk bertahan. Kapsula merupakan gudang cadangan makanan (Pelczar: 2007). Kapsula bakteri-bakteri penyebab penyakit (patogen) berfungsi untuk menambah kemampuan bakteri untuk menginfeksi. Selain itu, bakteri berkapsula juga menyebabkan adanya gangguan lendir dalam proses industri. (Pelczar:2007). Ukuran kapsula sangat dipengaruhi oleh medium tempat ditumbuhkannya bakteri tersebut. Pada beberapa kejadian tebalnya kapsula hanya satu per sekian diameter selnya, namun dalam kasus-kasus lainya ukuran kapsula jauh lebih besar daripada diameter selnya.
kapsul cukup tebal sehingga sulit diwarnai, oleh karena itu diperlukan suatu pewarnaan khusus. Salah satu cara pewarnaan kapsula menurut Raebiger yaitu dengan menggunakan pewarna larutan formol-gentian violet Raebiger atau kristal violet. Satu lagi cara untuk perwarnaan kapsula bakteri adalah dengan pewarnaan negatif (pewarnaan tidak langsung ). Pada pewarnaan negatif latarbelakangnya diwarnai zat warna negatif sedangkan bakterinya diwarnai dengan zat warna basa. Kapsula tidak menyerap warna sehingga terlihat lapisan terang yang tembus dengan latar belakang yang berwarna  (Waluyo, Lud: 2007).

Kapsul tidak memiliki aktifitas yang besar terhadap bahan-bahan cat basa. Beberapa kapsul cepat rusak oleh gangguan mekanis atau larut bila dicuci dengan air. Karena  kapsul dari berbagai spesies berbeda dalam susunan zat-zatnya, maka tidak semua kapsul dapat diperlihatkan dalam proses pewarnaan yang sama. Beberapa cara pewarnaan telah dikemukakan dalam usaha memperlihatkan adanya kapsul, cara tersebut antara lain adalah cara pewarnaan negatif dan cara pewarnaan kapsul (Irianto, 2006). Hasil pewarnaan dengan menggunakan cara pewarnaan negatif menunjukkan bakteri berwarna merah, sedangkan kapsul tampak sebagai daerah yang kosong di sekitar tubuh bakteri, dan latar belakang berwarna gelap. Cara pewarnaan negatif ini dikemukakan oleh Burri-Gins (Irianto, 2006). Menurut Tarigan (1988), pengecatan negatif bertujuan untuk mewarnai latar belakang atau bidang pandang di bawah mikroskop dan bukan untuk mewarnai sel-sel mikroba yang diperiksa. Pengecatan negatif dapat digunakan untuk melihat kapsul yang menyelubungi tubuh bakteri dengan hanya menggunakan satu macam cat saja. Sedangkan pewarnaan kapsul (pewarnaan positif) pertama dikemukakan oleh Tyler. Dalam pewarnaan positif ini digunakan senyawa kristal violet 0,18 gram. Hasil dari pewarnaan kapsula ini adalah kapsul tampak berwarna biru-ungu yang terletak disekitar tubuh bakteri. Sedangkan bakterinya sendiri berwarna biru kelam (Irianto, 2006).


Fungsi kapsula pada bakteri:
 Berperan sebagai antifagosit sehingga memberi sifat virulen pada bakteri.
§
 Mempertahankan diri dari antitoksin yang dihasilkan sel inang.
§
 Meningkatkan kemampuan bakteri untuk menimbulkan penyakit.
§
 Melindungi sel dari kekeringan dan kehilangan nutrisi. Karena kapsula mengandung banyak air.
§
 Sebagai penyeimbang antara sel dan lingkungan eksternal.
§
 Menghambat terjadinya pencantelan bakteriofag.
§
 Sebagai alat untuk mencantelkan pada permukaan seperti yang dilakukan oleh Streptococcus mutans.
§



Hubungan antara kapsula dengan virulensi bakteri.
Kapsula berperan sebagai antifagosit sehingga kapsula memberikan sifat virulen bagi bakteri. Kapsula melindungi bakteri dari fagosit oleh sel-sel yang berperan dalam imunitas dari inang. Jika bakteri ini tidak dapat difagosit oleh sel-sel imunitas (seperti leukosit, limfosit, dan makrofag), maka bakteri tersebut akan bersifat virulen.
Kapsula merupakan lapisan polimer (terdiri atas polisakarida, polipeptida atau kompleks polisakarida dengan protein) yang berlekatan dengan dinding sel. Koloni bakteri yang tidak berkapsula umumnya tergolong tidak virulen (tidak ganas).Dengan tidak adanya kapsula maka bukan termasuk bakteri yang virulen. Hal ini terkait dengan fungsi bakteri yang mempunyai kemampuan untuk menimbulkan penyakit. Apabila bakteri kehilangan kapsulanya sama sekali, maka bakteri tersebut kehilangan virulensinya, dan dengan demikian kehilangan kemampuannya sebagai penyebab infeksi.

Alat dan bahan                  :
  • 2 object glass
  • ose
  • lampu spirtus
  • pinset
  • suspensi kuman
  • oil immercy
  • zat warna (safranin/fuchsin dan tinta cina)
  • kertas saring

Cara kerja                  :
  • Persiapkan 2 buah objek glass yang bersih dan bebas lemak
  • Letakkan 1 ose tinta cina pada bagian pinggir objek glass
  • Diambil 1 ose suspensi bakteri, campurkan dengan tinta cina sampai homogen
  • Dengan ujung objek glass yang lain, buat hapusan, dibiarkan kering dan fiksasi
  • Ditambahkan carbol fuchsin selama 3 menit
  • Sisa cat dibuang
  • Bersihkan dengan air mengalir
  • Keringkan dengan kertas saring


Pengamatan                      :


kesimpulan                            :
dari praktikum hari ini ditemukan :
bentuk bakteri batang/basil
kapsul bening
vegetatif ungu


Daftar Pustaka                  :


Dwidjoseputro, D.2005. Dasar- dasar Mikrobiologi. Jakarta: PT Penerbit Djambatan.
Hadioetomo, R.S.1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek, Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium. Jakarta: PT Gramedia.
Pelczar, M J.dan E.C.S Chan.1986.Dasar- dasar Mikrobiologi Jilid 1 Jakarta: UI   Press.
Razali, U. 1987. Mikrobiologi Dasar.Jatinangor:FMIPA UNPAD.
Volk, W.A dan Margaret Fwheeler.1988.Mikrobiologi Dasar, diterjemahkan oleh:            Markham, M.sc.Jakarta: Erlangga.

Praktikum                          :

Marhamah Citra Ardilla
X.A
SMAK Ditkesad




1 komentar:

  1. bagus banget kakak webnya dan juga informasi yang disampaikan jelas. terimakasih.

    BalasHapus