novel-novel atau cerita yang pernah saya buat dan akan saya tampilkan adalah...
9 tahun : Fairy of my life (peri di kehidupanku) & ghost at school (hantu di sekolah)
10 tahun : my family very beatifull (keluargaku sangat indah)
11 tahun : my story in new town (kisahku di kota baru)
12 tahun : best friend 4ever (sahabat selamanya)
13 tahun :choose me or she? (pilih aku atau dia?)
14 tahun : girls adventure(petualangan para cewek)
15 tahun : you not for me (kamu bukan untukku)
16 tahun : won't believe (tiadak akan percaya)
dan yang akan saya terbitkan adalah Won't believe : selamat membaca.. :)
WONT BELIEVE
PERUBAHAN #1
Telah
sampai aku di rumah mungil yang dihiasi bunga mawar merah kesukaan ibuku, aku
memakirkan mobilku di garasi yang sepertinya telah dibersihkan seseorang, Aku
turun membawa koper biruku dan menuju pintu depan, tapi didalam seperti ada
seseorang, kuketukkan pintu putih dengan sedikit keras, siapa tahu didalam
orang itu sedang tidur, “ya.. tunggu sebentar..” sahut seseorang didalm,
sepertinya didalam adalh laki-laki, terbukalah pintu itu dengan disambut oleh
ppria tinggi kurus yang sepertinya memang sebaya denganku, “hai aku Victorian
Edge, aku pemilik rumah ini, apakah kau yang telah merawat rumah in” kenalku.. “yah.. seperti yang kau
lihat..” jawabnya cuek, aku terasa
lelaki ini begitu menyebalkan tapi aku tahu pasti dia baru bangun tidur
gara-gara aku bangunkan, yah memang sekarang jam 11 malam pantas saja.. “oh iya
aku Narkai Repew, ayo masuk” ucapnya mempersilahkaknu masuk sambil mengambil
koper biruku, “oh ya terima kasaih” aku masuk kedalam rrumah mungil itu, masih
terasa kehangatan yang dulu kuraasakan disini, sofa coklat yang terbuah dari
kulit lembut seperti bulu beruang masih terletak dipojok ruang tengah, dapur
berwarna Cream berada disebelahnya
dimana adalah tempat kesukann ku dan ibuku saat aku masih kecil yah saat itu
aku suka sekali memasak k ue pai strawberry kesukaan ibu dan aku , “ hei , apa
itu?” seru ku melihat ruangan yang penuh dengan lukisan, dulu ruangan itu adalh
tempat kerja ayah, “oohh itu adalah lukisanku” jawab anak itu sambil menaruh
koperku di ruang tengah, lukisan lukisan itu terpmpang bergambarkan
perempua-perempuan cantik. “ohh.. bagus sekali lukisanmu, boleh tahu perempuan
itu siapa?” tanyaku kepadanya “nanti kau juga tahu, oh iya kamarmu di atas, dan
aku masih tinggal disini selama kau disini, tidak apa-apakan?” tanyanya
menunjuk kamarku “boleh saja asal kau tidak macam-macam denganku” ancamku
bercanda kemudian kami tertawa-tawa. “oh iya besok malam ada tunanganku dating
kesini jika kau besok menerima tamu ajak dia masuk saja” iujarku memberitahunya. “oh iya” balasnya
membuang muka menuju pintu untuk menutupnya “jadi, silahkan kau berbenah di
kamarmu”perintahnya “oh iya.. bisakan kau membawakan koperku ke kamarku”
pintaku kepadanya “oh tentu , kenapa tidak? Itu memang tugasku selama kau
disini, membantumu dan ..menjagamu” ujarnya tersenyum kepadaku.
Aku ke
kamar mandi yang terletak di bawah tangga untuk membersihkan diri dari
perjalanan jauhku, saat aku keluar dari kamar mandi terletak susu vanilla
hangat di meja ruangan tengah, disofe terlhat Narkai sedang duduk sambil
menonton Tv “minumlah susu itu agar kau lebih nyaman saat tidur” ujarnya saat
tahu kehadiranku. “oh terima kasih, apakah susu itu steril?” tanyaku penasaran,
tentu aku takut meminumnya , secara Kai adalah orang yang kukenal, dan aku
takut bila susu itu mengandung racun, yah, memang aku itu orangnya tidak
terlalu percaya kepada orang yang baru kukenal. “kau ini , mana mungkin sih aku
meracunimu? Buat apa coba? “ marahnya, yah mungkin dia terlalu risih karena aku
banyak Tanya “hehee.. maaf..” tawaku bersalah, aku duduk disampingnya dan
menegak susu vanilla hangat yang telah dibuatnya, “oh iya aku mau Tanya,
sebenarnya kau ini siapa sih? “tanyaku ingin menanyakan siapa dia sebenarnya,
“kau ini, aku juga baru sadar kalau kau lupa, aku Kai teman masa kecilmu”
jelasnya, “Kai” ujarku bingung “kau ingat tidak saat kau masih disini? Dulu
kita sering pergi ke sekolah bersama menaiki sepeda” Kai menerangkan, aku masih
bingung aku berusaha untuk mengingatnya tapi tidak bisa “aku tidak tahu” ujarku
“sudahlah sudah jam 1 pagi, lebih baik kau tidur” perintahnya, “ok, semoga saja
besok aku mengingatmu” blasku mengiyakan . di saat aku menaiki tangga aku
melihat Kai sepertinya kecewa karena aku tidak mengingatnya, semoga besok aku
mengingat Kai lebih jelas karena sudah lebih dari 10 tahun aku tidak disni.
bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar