Jumat, 24 Oktober 2014

Cerbung You Choice (7)

Steve memasuki Rumah Sakit dengan tergesa gesa.  Keringat dingin terlihat jelas didirinya.  Beberapa menit yang lalu Chika meneleponnnya,  awalnya senang Steve menerima telepon darinya,  tetapi bukanlah kesenangan lagi  bahwa Chika meneleponnya untuk  memberitahu Venny mengalami pendarahan di perutnya akibat tusukan guting yang dihantamkan Venny berkali-kali diperutnya dan sekarang dibawa ke Rumah Sakit. Steve mencari ruangan Venny dirawat.

Selasa pagi,  Chika masih menunggu Venny sedari malam.  Chika sudah menelepon semua keluarga Venny,  mulai dari Mba Eva dan Ibunya Venny. Mungkin Ibunya Venny sedang terbang dengan pesawat menuju Jakarta untuk menemui putrinya disini. Dan terakhir Steve, pasti Venny mengharapkan kedatangan Steve.. 
Alih-alih Chika melakukan ini juga demi Venny,  dia merasakan apa yang dirasakan Venny saat semalam Venny menceritakan semua tentang kehidupannya, Chika juga bersungguh sungguh berniat untuk melupakan Steve dan mengalah untuk Venny.

Chika mengingat kejadian semalam,  saat Venny bercerita sampai kejiwaan batinnya muncul,  sampai mengingat saat Venny menghujamkan gunting keperutnya berkali-kali,  dan Chika mencoba untuk menghentikan Venny tetapi,  kekuatan Venny saat itu sedang tidak stabil, membuat Chika kalah. Chika memanggil ambulan saat Venny masih menusuk nusukan gunting sampai sudah mulai tak sadarkan diri. Chika teringat saat itu darah dimana mana dan dia belum sempat membersihkannya,  mungkin sepulang dia menjaga Venny dan salah satu keluarga Venny telah datang dia akan pamit pulang dan segera membersihkan darah di kamarnya itu. Semalam jua Venny masuk ruang ICU,  syukurlah masih bisa tertolong,  hanya saja Venny harus mendapatkan darah yang cukup banyak dan istirahat yang cukup agar dia kembali normal,  psikisnya maupun jasmaninya..

Steve membuka pintu ruangan 179 dan dihadapkan Chika sedang duduk  menjaga Venny yang tertidur pulas disampingnya. Chika menyadari kedatangan Steve lewat suara pintu yang terbuka,  lalu meeeka saling pandang.

"Machi.. "panggil Steve masih menatap mata Chika

Chika mencoba biasa saja dan bangkit berdiri" syukurlah lo datang,  Venny ada yang jagain juga,  gue pulang dulunya"

Namun Steve lekas menahan Chika dengan menarik tangan Chika

"Machi..  Gue cuma mau tanya,  kenapa Venny bisa begini? "

Pipi Chika merona malu,  dia kira Steve menahannya untuk mengatakan sesuatu kepadanya kenapa selama ini Chika selalu mencoba menghindar dari Steve. Namun,  Steve langsung menanyakan keadaan Venny.  Chika mencoba bersikap tenang" ohh..  Dia bercerita tentang kehidupannya dan dia menceritakan tentang kalung yang mau lo kasih ke gue,  lalu..  Yah..  Dia menusuk dirinya dengan gunting.. "

" kenapa nggak lo hentikan dia!!? '' Steve langsung memotong ucapan Chika dengan gertakan marahnya

Chika kaget,  tidak menyangka Steve begitu marahnya apalagi langsung menggertaknya dengan keras, apalagi selama dia pacaran dwngan Steve, dia nggak pernah mendengar Steve marah dengan kerasnya, air mata Chika mau keluar "oke..  Lo salahin gue?? Gue juga udah coba hentikan dia,  tapi dia lagi nggak stabil,  kalo lo marah sama gue karena gue nggak bisa ngejaga cewek lo,  nggak usah gertak gue juga kali!! Gue emang nggak jelas dihidup lo!!!"air mata Chika sudah menggenang, Chika langsung berlari keluar dari ruangan itu.

Venny masih tertidur pulas, Steve duduk dengan perasaan bersalahnya,  dan mengingat kejadian yang baru dia alami,  dia menggertak Chika.  Ini baru dia lakukan kepada cewek mungil itu.  Steve masih teromabang ambing dengan perbuatannya tadi. 

###

Chika menangis pulang kerumahnya diantar oleh Mang Jaja yang sudah menjemputnya di Rumah sakit tadi.  Urusan kamar kosnya sudah Chika suruh pengurus kosan yang membersihkannya.

" neng Chika kok tumben pulang..  Ini baru hari selasa lho neng"tanya Mang Jaja seketika "neng juga nggak kuliah?"

Chika yang duduk dikursi belakang masih meneteskan air mata,  dia tahu pasti Mang Jaja kira Chika menangisi temannya yang baru masuk Rumah Sakit tadi "ngga apa-apa Mang,  Chika lagi mau pulang aja,  Chika nggak kuliah dulu,  soalnya masih trauma kejadian semalam" jawab Chika dan tadi pagi lanjut Chika dalam hati

"ooh.. "Mang Jaja hanya mengiyakan dan tetap memperhatikan laju jalanan didepannya

Sesampainya di Rumah.  Mama Chika yang mengenakan pakaian peeginya untuk meet dengan teman-temannya menyambut
Heran kedatangan putrinya

" lhoo..  Anak Mama kok nggak kuliah sih?? "

" lagi ngga enak badan mah" jawab Chika dengan bermuka cemberut langsung melewati Mamanya menuju kamarnya

"lho..  Pak Jaja,  Chika kenapa pulang? " tanya Mama Chika

" Anu Bu, semalam teman sekamarnya Neng Chika masuk rumah sakit,  neng Chika jagain temanya sampai ada keluarganya yang datang,  terus dia nelpon saya suruh jemput di rumah sakit"jawab Mang Jaja seadanya yang dia tahu

"owh..  Yaudah saya mau keluar dulu,  nanti tolong bilangin Bibi Inah buat masakin sarapan buat Chika, Bi Inah lagi di taman belakang ya Pak, saya pergi dulu"perintah Mama Chika yang langsung pergi

"Siap Bu" balas Mang jaja

Dikamar Chika,  dia merebahkan diri dikasur hitam bergambar Chococat dan memeluk boneka chochocatnya,  dia masih ingat kejadian tadi pagi,  sehabis keluar dari ruangan Venny,  dia menelepon Mang Jaja untuk menjemputnya di Rimah sakit itu,  sambil menunggu Mang Jaja,  Chika menangis tak henti-hentinya di dalam kamar mandi,  dia tahu itu memalukan,  dan pasti ada yang mendengar suara tangisnya,  tapi itu dihiraukannya demi keluarnya  semua air matanya.

Dia lalu menelepon Citra,  tetapi tidak terhubung,  mungkin Citra saat ini sedang ada jam kuliah. Lalu Chika mengirim SMS kepada citra untuk meneleponnya kalau sedang aktif.

Tiba-tiba terdrnganr ketukan pintu "non..  Non Chika sarapan dulu ayo.." ternyata iti Bi Inah

"nanti aja Bi..  Chika belum laper.. " jwab Chika masih memeluk chococatnya

" nanti keburu dingin non nasi gorengnya"bujuk Bi Inah

"ya... buat Mang Jaja aja atau buat Bi Inah..  Nanti kalo Chika laper,  Chika ke dapur"sahut Chika

Bi Inah bingung,  Chika memamg tidak bisa dibujuk kalau sudah seperti ini,  toh Chika kalau lapar memang langsung ke dapur. Akhirnya Bi inah meninggalkan Chika.

Chika sepertinya tahu kalau Bi Inah sudah pergi didepan pinti kamarnya, Chika masih termenung.

###

"Venny,  kamu baik-baik aja nak? "panggil Mama Venny kepada putrinya yang sudah sadar beberapa jam lalu.

Saat Venny sadar,  dia hanya melihat Mba Eva dan Mamanya,  kata Mba Eva memang tadi ada Steve,  tapi saat Mba Eva datang Steve pamit untuk kuliahnya.

" aku baik mah"senyum Venny membalas pertanyaan Mamanya

"kamu jangan melakukan yang tidak-tidak Venny.. "sahut Mba Eva

" kamu pulang saja ya ke Padang,  kamu lebih baik disana"

"nggak..  Aku nggak mau"tolak Venny terhadap pernyataan Mamanya barusan

"daripada kamu disini Ven.. Mama takut kejadian seperti ini terulang lagi"

"mama nggak usah takut,  Venny udah besar mah,  bukan anak kecil lagi"

Mama Venny hanya terdiam "baiklah kalau begitu"

###

Farrel mengagetkan Steve yang sedang melamun di bangku kelasnya "whooo" 

Steve tidak kaget malah terlihat kesal

"kenapa sih bro?? "tanya Farrel ingin tahu tentang sikap Steve hari ini yang kebanyakan melamun

" gue tadi ngebentak Machi gara-gara Venny"jawab Steve

Farrel kaget "oohh..  Bro..  Itu kesalahan banget,,  semenjak lo pacaran sama Chika lo nggak pernah ngebentak dia..  Kenapa sih memangnya dengan Venny?"

"Venny kembali lagi ulahnya,  dia menusuk nusuk perutnya dengan gunting, dia begitu karena tahu gue masih cinta sama Machi"

"kok dia bisa tahu?  Apa lo ketemu sama Chika mesra banget didepan dia saat lo ke kossan mereka? "

" Venny melihat kalung yang ingin gue kasih ke Machi, selama ini gue nggak pernah ketemu Chika meski gue ke kossannya,  dia selalu menghindar saat kedatangan gue"

"waah..  Berarti Chika masih ada rasa kali sama lo.. "

Steve tersenyum tapi kembali melamun" ya gue pikir juga begitu,  tapi tadi pagi gue ketemu dia,  dan ngebentak dia"

"sungguh awal pertemuan yang tidak bagus ya.. "ledek Farrel

" gue tahu dia pasti sudah sangat ngebenci gue.. "

###

" ahhh..  Citra kemana sih..  Kok nggak telpon balik... "Chika memegang perutnya" uh..  Laper lagi" Chika bangun dari kasurnya dan menuju dapur untuk memasak sphageti

Beberapa menit sphageti sudah siap dan disantap Chika

Tiba-tiba terdengar bel rumah berbunyi,  Bi Inah terdengar sudah membukakan pintu untuk orang yang telah membunyikan bel tersebut

Chika penasaran,  tapi Chika masih menyantap sphagettinya.

Bi Inah menghampiri Chika kedapur sepertinya tamu tersebut ingin menemui Chika

"maaf non,  ada tamunya non"kata Bi Inah menunjuk kedepan pintu

"siapa Bi..? " tanya Chika masih memakan sphagettinya

" mas Steve non.. "

Chika hampir tersedak saat mendengar Bi Inah menyebut nama Steve,  dirinya tak percaya,  untuk apa cowok itu mampir kerumahnya setelah menggertak dirinya tadi pagi

" bagaimana non? Mau ditemui apa tidak mas Steve ya? "Bi Inah menyadarkan Chika dari lamunannya

" hmm..  Suruh tunggu diluar aja Bi,  nanti Chika temui"

"baik non"Bi Inah langsung melesat kedepan untuk menemui Steve

Chika menghabisi Sphagettinya, 

"yaampun,  gue belum mandi lagi,  cuci muka ajalah sama ganti kaos"gumam Chika setelah Sphagettinta habis

Diluar Steve duduk didepan rumah Chika di bangku taman,  tak lama Chika datang menggunakan kaos lengan panjang kuning dan celana training,  itulah Chika tak pernah modis.

Awalnya Chika bingung harus bersikap bagaimana,  lalu dia duduk disamping Steve

"ada apa datang kemari?  Belum puas marahi gue tadi pagi? "tanya chika tanpa memandang kearah steve

Steve tersenyum" ooh..  Lo mau gue marahi lagi? "

Chika hanya diam dengan wajah cemberutnya

Steve kembali tersenyum,  masa inilah yang dia rindukan" gue kesini mau minta maaf atas kejadian tadi pagi"

"terus? "tanya Chika lagi

Steve kali ini terdiam dia terlihat serius" gue mau bicara tentang sesuatu.  Venny"

Chika masih terdiam

Steve melanjutkan pembicaraannya "gue tau lo udah tahu tentang kalung itu, dan tentang perasaan gue saat ini ke lo"

"kenapa lo dulu pergi tiba-tiba Steve? "tanya chika tiba-tiba

" perasaan gue juga sama kayak lo saat ini... "lanjut Chika" gue belum bisa ngelupain lo,  dan..  Dan gue kira lo ke Amrik buat ngelupain gue dan lo udah bener-bener lupa sama gue,  dan waktu itu Farrel bilang lo  kembali,  sebenarnya gue senang,  tapi saat kepulangan lo dari Amrik ngga pernah nemuin gue..  Dan tiba tiba aja lo malah kembali sama Venny"Air mata Chika mulai jatuh

Steve memeluk Chika,  menenangkannya dan dia merindukan pelukan itu.  "maafin gue juga Steve yang dulu juga marah tanpa sebab sama lo" lanjut Chika yang hanyut dalan pelukan tersebut

Beberapa saat mereka melepaskan pelukan tersebut.

"masalahnya adalah Venny"gumam Steve

"ya..  Gue juga ngga rela Venny sakit,  jiwa psikisnya dia itu tidka bagus"lanjut Chika

"gue juga nggak bisa ninggalin Venny begitu aja,  dan nggak bisa kembali sama lo saat ini"

"ya gue ngerti,  apalagi status gue sebagai sahabat dan sekaligus teman sekamarnya saat ini.. "guman Chika

" gue rela kok Steve lo sama Venny"

Steve kaget "maksud lo,,?"

"sebaiknya kita jadi temen aja dulu,  apalagi kita ngomongnya masih gue eloan,  mungkin ini jalan terbaik"kata chika serius

"tapi.. Ma.. "

" jangan panggil gue Machi lagi" Potong Chika " panggil gue Chika,  dan mulai sekarang lo bisa nemuin gue di kos bersama Venny,  gue mau lo berikan yang terbaik biat Venny..  Kalau memang kita bisa bersatu..  Pasti ada jalannya steve.. "

Bersambung

Kamis, 23 Oktober 2014

Cerbung You Choice (6)

" aku udah keterima di UI jurusan pendidikan kedokteran s1 say.."  suara Venny terdengar gembira didalam handphone yang sedang ditempelkan ditelinga Steve

"syukurlah..  Selamat ya.. " ucap Steve

" owh ya Chika juga sama denganku,  lain kali aku kenalin deh, habis.. Setiap kamu mau datang dia pasti keluar "

Steve terdiam..  Sudah 2 bulan setelah kelulusan di SMA, Steve belum bisa berbicara 4 mata dengan Chika. 
2 bulan juga Venny dan Chika sudah saling berkenalan dan sudah lumayan dekat. Steve tahu,  kalau Venny tahu Chika adalah perempuan yang sampai saat ini masih dicintainya..  Mungkin mereka tidak akan akur. 
Steve sudah tahu Chika pasti mengenali Venny lebih dahulu,  dan tahu hubungannya dengan Venny selama ini.  Tapi Steve tahu sikap Chika logis.

" iya aku juga penasaran sama Chika" jawab Steve penasaran dengan dirinya saat ini sambung Steve dalam hati

"hihii..  Pasti dehh..  Kamu kalau ketemu dia pasti kaget deh..  Penampilannya mungil tapi sifatnya itu ceeoboh banget"cerita Venny

Ya itulah yang buat gue suka ujar Steve dalam hati "owh iya..  Sudah malam.  Kamu pasti sendirian dimalam minggu ini..  Maafin aku ya nggak bisa nemenin kamu" basi Steve

"iya..  Aku mengerti kok say.. " jawab Venny senang diperhatikan Steve

" yaudah godnight yaw.. "

" goodnight too baby.. "

###

Disaat yang bersamaan Chika menelepon Citra

" iya Cit,  orangnya seru sih..  Friendly banget.. "ujar Chika

" terus??  Lw udah tahu seluk beluknya dia? " tanya Citra dari seberang sana

" hmm..  Belum sih..  Selama ini gue nggak pernah nyinggung tentang kehidupan dia di Padang dan Jakartavwaktu dia masih kecil..  Gue kan harus mancing dia dulu..  Kalo gue tanya dia curiga dong gue tahu dia darimana.. "

" dan.. selama dua bulan ini.. Lo pernah ketemu sama Steve?? "

Pertanyaan Citra membuat Chika tersentak" lo ngapain sih ngomongin dia?? "

" ya gue cuma mau tahu aja.  Masa selama ini lo sekamar sama Venny belum ketemu sama Steve. "

"udah deh mau tau aja.."

"ihh..  Serius gue"

Akhirnya Chika menceritakan " sebenarnya gue tahu Steve mau datang lewat Venny..  Pasti Venny kasih tahu gue kalau Steve mau datang..  Kata dia.. 'cowok gue mau datang sekarang..  Lo mau liat ngga? Dia tuh ganteng banget baru pulang dari Amrik' gue langsung alasan gue keluar..  Padahal gue cuman jalan jalan keliling kos gue aja.."

"owh..  Gitu.. Jadi lo masih mau menghindar? "

" yaiyalah Cit.  Masa gue mau ketemu dia? didepan Venny pula.. Nanti gue harus bersifat apa?? "

" Chik..  Lo udah dewasa sekarang..  Kalau lo udah lupain semua kenangan lo sama dia.  Bersifatlah seperti biasanya sama dia.. Kalo lo nggak bisa berarti lo masih ada rasa sama dia"

Chika terdiam..  Benar dia belum bisa melupakan kenangannya bersama Steve..  Tapi Steve sudah sama Venny.. Apa yang mesti dia lakukan?

"Chik..?? Helloww..  Masih hidup? " teriak Citra

" ahh..  Iya..  Udah malam nih..  Gue mau tidur..  Goodnight bestie"

"goodnight too bestie"

###

Minggu.  Steve mengajak Venny kerumahnya.  Ibu Steve yang meminta Venny untuk datang.  Maka Steve menjemput Venny dan membatalkan latihan futsalnya

"Venny..  Lama ngga jumpa sayang.." Ibu steve memeluk  Venny

Steve langsung kekamarnya dia bosan dengan pertemuan ini.  Sungguh tak berarti.  Lain bagi Venny yang sudah menanti pertemuan ini.

"iya tante..  Aku kangen sama tante.. " balas Venny dengan pelukan juga

" ayo duduk..  Tante mau ngobrol ngobrol sama kamu" Ibu Steve menyuruh venny duduk

Venny pun duduk disamping Ibu Steve

"Steve sangat perhatian sama kamu ya..  Dia membatalkan futsalnya cuma buat ngejemput kamu.. "

" iya tante..  Aku senang.. "

" owh ya.  Bagaimana kabar ibu kamu dengan ayah baru kamu? "

" Ibu baik baik saja..  Ayah juga"

"menurut kamu papa barumu bagaimana? "

" dia sangat baik,  beda dengan papa yang dulu..  "tapi tetap saja aku menyayangi papaku

" kamu yang sabar ya Ven.. Mungkin dengan papa kamu yang baru kamu
Hidup kamu lebih baik.. " hibur Ibu Steve

Tiba-tiba Steve lewat membawatas yang berisi peralatan futsalnya

" lho Steve kamu mau kemana? "tanya Ibu Steve

" aku mau ke tempat futsal mah,  teman teman Steve lagi butuh pemain tambahan,  Steve ditunjuk untuk ikut,  mereka tidak akan main kalau Steve belum datang"jawab s
Steve dengan jelas

"nanti Venny siapa yang antar pulang? "tanya Ibu Steve lagi

" Steve nggak lama kok Mah,  nanti Venny Steve antar pulang lagi"

"owh yaudah hati -  hati"

Steve hanya menganggukan kepala,

Venny juga mengucapkan salam hati hati dan Steve juga hanya tersenyum,  lalu Steve pergi menuju tempat futsal

"owh iya..  Tante mau pergi sebentar ke tetangga sebelah.  Mereka kedatangan jeluarga baru sikecil,  kamu mau ikut? " tanya Ibu steve yang bergegas ingin pergi

" hmm..  Ngga usah Tante,  aku disini aja"

"yasudah..  Tante pergi dulu ya,  sebentar kok,  kalau ada apa-apa kamu kesebelah aja ya.. "

Ibu steve pun pergi,  kini hanya Venny saja dirumah itu,  Venny iseng untuk melihat isi kamar Steve,  lalu ia bangkit mencari kamar Steve yang berada di lantai atas,  tak jauh dari sisi kanan tangga terdapat pintu masuk berwarna coklat yang berhias dengan gantungan Bola bertuliskan nama Steve, Venny membuka kamar tersebut, ia langsung dihadapkan dengan kasur biru berlambang club sepak bola Chelsea favorite Steve, tak jauh dari kasur itu terdapat  meja belaar Steve yang berantakan dipenuhi buku-buku SMAnya,  mungkin Steve sedang rapih-rapih Meja belajarnya,  Venny menuju meja belajar Steve,  mencari tahuapa yang disimpan dan dimiliki oleh Steve,  tiba tiba ia menemukan kotak kecil berwarna merah berhias pita putih,  Venny tertarik untuk mengambilnya dan melihat isinya, ternyata kalung berbentuk hati berhias batu berlian merah,  Venny berpikir ini untuknya tetapi dia sedang tidak berulang tahun bulan ini, Venny melihat secarik kertas didalam kotak tersebut,  Venny membacanya,  tiba - tiba saja ia menangis.  Tak lama Ibu Steve memanggilnya dari lantai bawah,  ternyata Ibu Steve sudah pulang.  Venny menghapus air matanya dan mengembalikan kalung dan kertas tersebut pada tempatnya seperti semula.

Venny dan Ibu Steve hanya berbincang bincang sambil menonton film kesukaan mereka berdua,  yaitu endless love sampai Steve pulang.

Ketika Steve pulang.  Venny langsung diantar pulang oleh Steve.  Selama itu Venny terdiam saat bertemu dengan Steve.  Venny hanya mengucap terima kasih saat tiba di kosnya

###

Keesokannya di kosan Chika dan Venny.. Sepulang kuliah mereka berbesih bersih dan mandi.  Chika yang terakhir mandi,  saat ia baru keluar dari kamar mandi,  terlihat Venny sedang melamun dia atas kasurnya

"Chik..  Gue mau curhat something nih.. " tiba -  tiba Venny bicara

" apa? " jawab Chika naik dikasurnya berduduk sila

" gue kan udah nganggep lo sahabat..  Boleh nggak gue cerita semua kehidupan gue dan lo semua kehidupan lo..  Biar kita saling terbuka..  Percuma dong gue satu kamar sama lo tapi nggak tahu semua tentang lo.. "

Wahh..  Kesempatan bagus nihh.Pikir Chika dalam hati" hmm oke..  Siapa dulu nih?? "

" gue deh.. "

" okee..  Tell me"Chika ingin tahu

"sebenarnya dulu gue tinggal di Jakarta Chik..  Gue diJakarta cuma sampai kelas 2 SMP terus gue pindah ke Padang."

"owh yaa?? Lo tinggal dimana dan sekolah dimana? "

" gue dulu tinggal di komplek perumahan lo..  Dulu gue sama Mba Eva berdekatan rumahnya.  Sekolah gue juga satu yayasan sama SMA lo.. "

" owh..  Oke lanjut. Terus kenapa lo pindah ke Padang why?? "

" gue sama nyokap dan adik gue pindah ke Padang..  Bokap gue selingkuh..  Jadi mereka bercerai dan Nyokap gue lulang ke Padang,  yang merupakan tanah asalnya.   adik laki laki gue, Vino meninggal nggak lama kita pindah ke Padang..  Dia sakit..   waktu itu dia baru masuk Sd.. Gue sayang banget sama Vino"

" gue turut berduka cita Ven" Chika baru tahu seluk beluk terdalam kehidupan Venny..  Dia semakin antusias mendengarnya

"ya.. Dulu gue deket sama Steve..  Steve dulu itu deket sama gue..  Ibunya sama ibu gue juga deket banget jadi kami kayak dijodohkan gitu sama Ibu kita berdua..  Tapi Steve terlihat nggak begitu peduli sama gue..  Semenjak dia tahu kematian adik gue.  Dia selalu hibur gue..  Dia itu cuek tapi perhatian.  Gue suka dia..  Cool.. "

Yaps..  Itu yang membuat gue jatuh hati dulu.Ujar Chika dalam hati yang tidak bisa didengar Venny

" kita pacaran nggak lama itu..  Ibu kita berdua tahu..  Tapi gue sama Steve nggak bertahan lama..  " Venny berhenti sejenak

Ayo terus apa penyebab lo putus sama dia??? Teriak Chika dalam hati

Venny meneteskan airmatanya..

" lho Venn..  Lo kenapa?? "Chika langsung mengusap punggung Venny

" nggak..  Gue nggak apa-apa..  Lo janji bakal ngaaih gue saran ya Chik.. "

" oke... "

" 3 bulan kami pacaran gue suka sama seseorang..  Dia Rangga teman Smp gue yang di Padang..  Lalu gue minta putus sama steve..  Gue pacaran sama Rangga hampir setengah tahun..  Gue bahagia banget sama Rangga dibanding Steve..  Karena gue bosan LDR sama Steve..  Tapi ternyata Rangga itu cuman manfaatin gue buat nilai nilai kelulusannya..  Setelah gue lulus Rangga mutusin gue dan berkata gue cuman pintar nggak cantik..  Gue nangis seharian..  "

" lalu?? Kenapa lo nggak minta balikan sama Steve saat itu? "

" gue malu Chik..  Padahal Steve udah mencoba buat mencintai gue..  Tapi gue buang begitu aja..  Gue selalu memaksa kehendak dia buat ini itu sesuatu..  Dia terima aja..  Tapi gue malu waktu itu Chik..  "venny terdiam lalu
Venny melanjutkan ceritanya" lalu gue masuk sekolah khusus putri untuk melupakan Rangga..  Ibu Steve selalu menanyakan keadaanku..  Dia bilang Steve selalu menanyakan aku tapi nggak berani..  Itu yang membuat aku percaya Steve masih mencintai aku.. Lalu setelah kelulusan aku pindah ke Jakarta dan minta Steve kembali kepadaku.. "

" oke..  Terus? "ucap Chika mau menangis

" Steve pertamanya ragu..  Tapi dia mau..  Atas desakanku yang begitu menyesal telah berbuat seperti dahulu.. Akhirnya kami kembai..  Tapi..  Kemarin saat aku ke rumahnya..  Aku menemukan kotak lucu dikamarnya..  Aku buka dan ternyata itu kalung yang cantik..  Ada surat yang terselip dan aku baca..  Aku pikir itu buatku,  ternyata Itu untuk Machi.. "

Chika tersentak..

" ternyata selama ini dia masih mencintai Machi..  Apakah gue salah kepadanya Chik?  Memaksa dia kembali ke gue tapi dia masih cinta sama Machi? Siapa sih Machi itu?? Yang membuat Steve berpaling dari gue..  "

Chika tersentak kembali.. " tenanglah Ven..  Ngga usah marah begitu.. "

" tapi Steve masih menyukai Machi!! Apakah mereka menjalin hubungan diam-diam dibelakang gue?  Gue keseel.. " Venny mengambil gunting, 
Chika kaget  berusaha  merebut gunting itu dari tangan Venny " lepasin Ven!!  Kenapa sih lo Ven!! Sadar!! . "

Venny menangis.." lebih baik gue mati Chik..kalo hidup gue begitu parahnya.. Dari bokap dan nyokap gue cerai..  Vino meninggal..  Dan Steve cowok yang benar benar gue cintai sekarang nggak cinta lagi sama gue!! "

" Ven..  Sabar..  Hidup memang begitu kejam..  Tapi kebahagiaan pasti ada..  Dan sedang menunggu Ven.. "ucap Chika gugup sambil memegang tangan Venny yang mengenggam gunting

" tapi kapan gue dapat kebahagiaan itu Chik?? "tiba-tiba Venny melayangkan gunting itu menuju perutnya

" Ven jangannn!! "Chika mencoba manangkisnya

Beberapa saat ambulan datang

Bersambung

Minggu, 19 Oktober 2014

Cerpen Remaja

KAMI SALING MENCINTAI

terkadang cinta itu buta.  Tidak memandang apapun..  Itulah yang terjadi kepadaku..  Aku sudah menjalin hubungan dengan Toni selama setengah tahun.  Orangtua dan semua kakakku tidak tahu bahwa aku mencintai seseorang pria yang tidak sepedoman denganku.  Ya,  dia nonislam.

Aku tidak tahu apa yang membuatku jatuh cinta padanya.

Awal kami bertemu..  Dia adalah seniorku di kampus. Kami bertemu di perpustakaan,  dia suka membaca, begitu pula aku.  Buku bacaan kami sama, tentang fiksi. Aku tahu dia mengambil jurusan sastra dan aku ekonomi.  Tapi aku sangat suka dengan buku fiksi. Kami sering sharing tentang buku apa yang kita baca. Dan tiba-tiba cinta datang menghampiri kami berdua.  Kami memutuskan menjalin hubungan 2 bulan setelah pertemuan pertama kami. 

Toni sudah lulus,  dia telah menjadi penulis buku dan penerjemah buku.  Sedangkan aku harus membuat skripsi selama setahun agar bisa lulus. 

Toni telah melamarku,  tapi aku belum bisa menjawabnya.  Kukira hubungan ini tidak terjalin begitu lamanya. Dan aku sudah tenggelam dalam cintanya.

Kak Febri, kakak kandungku yang sangat dekat denganku tidak pernah kuceritakan tentang Toni dan hubungan kita berdua.  Aku bingung,  aku terjebak dalam panggung sandiwaraku.

Aku berpikir untuk memutuskan Toni,  namun aku tidak bisa,  aku sangat mencintainya

Sabtu, 18 Oktober 2014

Cerpen remaja

RAMBUT PANJANG UNTUK ANGGA

"Na..  Rambut kamu udah panjang banget tuh.. " Rini kembaranku nyeletuk kepadaku saat sarapan pagi

"iya Rin..  Apa sebaiknya dipotong saja" kata Mama ikutan nimbrung

"ouhh..  Dia mau jadi kuntilanak 2014 kali mah..  Hahahha"  kata Mas Rio dan Rini ikutan tertawa..

"udah deh..  Rina belum kepingin potong rambut aja..  Biarin dong sesuka hati Rina mau dipanjangin semana aja.. "kataku membela diri

" tapi sebaiknya kamu ikat saja.. Biar kamu juga ngga ribet" saran Papa

"dia kan mau jadi kuntilanak Pah.. " sambung Rini

" yasudah ayo waktunya berangkat.. "

Rambutku memang panjang..  Panjangnya sudah selutut.. Beda dengan kembaranku,  Rini saja rambutnya pendek sekali seperti polwan..  Tapi aku memanjangkan rambutku ini juga ada maksudnya.. Demi seseorang disana..

Angga..  Dia sudah tiada 2 tahun yang lalu. Dia meninggal sebulan  setelah operasi  kanker mata.  Ya,  dia mempunya kanker mata..  Tapi sayang..  Setelah operasi dia tidak kuat dengan keadaannya..  Buta.  Dia bunuh diri dengan menenggak banyak obat tidur..  Orangtuanya begitu histeris saat mengetahuinya..  Begitu pula aku.. 

Aku adalah kekasihnya..  Kami bertemu saat pertama kali kami menginjak SMA...  Waktu itu MOS.. Dan rambutku sama dengan Rini pendek sebahu. Kita berdua sekelas..  Aku dan dia saling jatuh cinta dan jadianlah kami berdua beberapa bulan setelah acara penerimaan murid baru disekolahku. Tapi..  Angga didiagnosa mempunyai kanker mata di anniversary kami yang ke 3 bulan..  dia memberitahuku tentang itu.,  aku terkejut dan aku selalu menyemangatinya untuk menghadapi keadaannya..  Aku tidak malu dan tidak sedih dia didiagnosa kanker mata.  Karena aku mencintainya baik kekurangannya.. 

Sebulan setelah dia memberitahuku,  Angga akan melakukan operasi. 

" Rin..  Jangan sedih bila operasinya tidak berhasil.. . "

Aku tersenyum didalam ketidaktenanganku.." baik..  Aku akan selalu ada disampingmu" aku meremas tangannya seperti aku tidak bisa membiarkannya pergi dariku..
  
"aku mempunyai 1 permintaan Rin..  "
" apa itu?? ''

Angga menatapku lebih dalam..  Sedalam dalamnya..  Ya Memang,  inilah saat terakhir Angga melihatku. Meskipun operasinya berhasil.. Dia tidak akan pernah melihatku lagi " bila operasinya berjalan lancar atau tidak,  bisakah kamu memanjangkan rambut untukku?"

"ya aku bisa.. "

" dan potonglah disaat kamu sudah benar benar melupakan aku.. "

" maksud kamu?? "

" aku tidak akan membiarkanmu memanjangkan rambut sampai mendapatkan rekor dunia bodoh.. "
Kami tertawa..  Angga terus menatapku..  Aku tahu matanya ingin meluapkan air mata..  Tapi kanker itu mencegahnya..

Operasi pun dimulai..  Aku dan orangtua Angga menunggu didepan ruang operasi.. 
Satu jam kemudian dokter keluar dan menyatakan bahwa operasinya berhasil..  Aku dan orang tua Angga mensyukurinya..

Setelah operasi Angga lebih banyak diam..  Kepada siapa saja termasuk aku..  Aku tidak bisa memahaminya..  Dan berberapa minggu kemudian dia meninggal karena overdosis obat tidur..

Kepergiannya membuat aku shock..  Aku tidak makan dan tidak melakukan apapun..  Apalagi pada saat itu sedang ulangan kenaikan kelas..  Keluargaku juga bingung kelakuanku mereka tidak pernah membahas tentang Angga kepadaku sampai saat ini..  Rini pun menyemangatiku.. Rini bilang Angga akan semakin sedih kalau aku tetap seperti ini. Akupun mulai perlahan seperti biasanya. Aku naik kekelas 2 ips dan tetap memanjangkan rambutku demi dia. Biarpun Rini memotong rambutnya setiap bulannya tapi aku tidak. Ibu dan Rini biasanya mengajakku ke salon, tapi mereka tahu apa yang aku lakukakan..

Sekarang tepat 2 tahun dia telah pergi..  Aku juga sudah lulus dan sedang melanjutkan kuliah jurusan ekonomi..  Aku belum bisa menemukan penggantinya..